• Home
  • TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInRSS FeedEmail

Art Batik Indonesia

Powered by Blogger.
  • Home
  • Business
    • Internet
    • Market
    • Stock
  • Downloads
    • Dvd
    • Games
    • Software
      • Office
  • Parent Category
    • Child Category 1
      • Sub Child Category 1
      • Sub Child Category 2
      • Sub Child Category 3
    • Child Category 2
    • Child Category 3
    • Child Category 4
  • Featured
  • Health
    • Childcare
    • Doctors
  • Uncategorized

Blogger templates

Tuesday, July 19, 2011

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet

10:20 PM  Artikel  No comments

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet adalah dambaan setiap orang yang berkeinginan terjun ke dalam bisnis online terutama pemula. Namun kenyataannya untuk memulai bisnis online kita sering dihadapkan pada permasalahan mulai dari penguasaan program web, Search Engine Optimization (SEO) dan lain sebagainya sehingga pada akhirnya seringkali kita urungkan niat kita untuk terjun dalam bisnis online ini.

Bagi Anda yang ingin memulai bisnis online dan menangkap peluang bisnis online tapi tidak mau ribet dengan permasalahan diatas, ada baiknya Anda membaca ebook "Jadi Expert Tanpa Ribet” dari Instanx.com yang merupakan produk terbaru bapak Joko Susilo - seorang netpreneur yang sudah puluhan tahun berkecimbung di bisnis online. Ebook ini membahas tentang bagaimana kita bisa memulai bisnis apapun (terutama jasa) dengan mudah tanpa perlu mengandalkan keahlian kita sendiri. Ebook ini menjelaskan bagaimana menjadi kaya dengan menjual keahlian di internet TANPA Anda harus capek + repot menjadi ahlinya !.

Dengan konsep ini, Anda yang bukan siapa-siapa, Anda yang tanpa keahlian apa-apa, yang tanpa pengalaman apa-apa…. bisa memilih bisnis keahlian apa saja… untuk Anda jalankan dan alirkan profit untuk Anda.

Anda akan temukan, dengan berbisnis menggunakan konsep ini...

  • Bisnis bisa Anda mulai dalam satu dua hari. Tidak perlu lama-lama, Anda tinggal tunjuk jenis bisnisnya, dan mulai berbisnis keesokan harinya!
  • Tidak butuh modal besar, bahkan lebih sering bisa jalan tanpa modal sama sekali. Saya akan tunjukkan caranya.
  • Anda tidak perlu kantor atau rekrut karyawan. Anda sendirian pun sudah bisa jalankan bisnis ini.
  • Jika bisnis Anda ramai, Anda tidak akan tenggelam dalam lautan kesibukan tiada henti. Anda tetap bisa jalan-jalan sambil nikmati hasilnya.
  • Anda tidak perlu pelajari keahlian khusus yang (tadinya) dibutuhkan untuk punya bisnis tertentu.
  • Tidak perlu punya website, cukup email dan pakai fasilitas gratis saja. Tapi jika Anda mau melakukan lebih, hasilnya pasti akan lebih.
  • Konsumen Anda dijamin akan puas dengan bisnis Anda. Mereka akan senang jika bisa order lagi dari Anda.
  • Bisnis berjalan atas nama Anda – bukan orang lain, dan Anda bisa jadi ahli di mata mereka dalam sekejap !
  • Dan yang ini pasti Anda senang... NO FACE TO FACE REQUIRED! Anda tidak perlu presentasi untuk dapatkan job dari klien, tidak perlu temui klien, tidak perlu mengkhawatirkan penampilan Anda! Konsep ini 100% bisa jalan, tanpa Anda perlu beranjak dari tempat duduk Anda !
Melalui produk InstanX.com ini, kita akan mendapatkan ilmu bagaimana memulai bisnis seperti ini tanpa ribet :
  1. Jasa Desain Web
  2. Jasa Desain Cover Ebook
  3. Jasa Promosi Facebook
  4. Jasa Promosi Twitter
  5. Jasa Google SEO
  6. Jasa Penulisan Artikel
  7. Jasa Submisi Web
  8. dan ratusan jasa online lainnya
Untuk menghilangkan rasa penasaran Anda akan manfaat produk ini, Anda bisa baca komentar mereka di sini : http://www.instanx.com/testimonial.php

So..., bagi Anda yang berminat mempelajari ilmu bisnis online tanpa ribeti, Anda bisa kunjungi website www.instanx.com.


Read More

Monday, July 18, 2011

Kontes SEO Joko Susilo Berhadiah Total Rp 32 Juta

11:14 PM  Artikel  No comments

Setelah sukses dengan kontes SEO Stop Dreaming Start Action yang diadakan tahun 2009 yang lalu, tahun ini Joko Susilo – seorang Netpreneur Indonesia asal Semarang yang terbilang sukses mengadakan kontes SEO lagi. Beliau berkeyakinan kehebohan dan kemeriahan kontes yang lalu bisa terulang lagi di tahun ini.

Tetapi kontes SEO kali ini agak berbeda. Beliau mengadakan kontes ini sebagai bagian dari strategi marketingnya. Dalam kontes SEO kali ini, Joko Susilo menggabungkan dua kekuatan, yaitu Presell + SEO. Maksudnya, peserta kontes membuat artikel khusus di blog/web yang berisi ulasan dan rekomendasi terhadap produk tertentu, sekaligus mengoptimasi halaman web tersebut sehingga meraih posisi teratas di Google. Nah, siapa yang meraih posisi teratas, dialah yang menjadi juaranya.

Berikut penjelasan detail mengenai kontes ini.....

Kontes SEO Presell InstanX.com

  • Keyword yang dibidik : Peluang bisnis online tanpa ribet
  • Tema tulisan : Berupa ulasan anda mengenai InstanX.com diikuti dengan rekomendasi kepada pembaca untuk membeli ebook "Jadi Expert Tanpa Ribet".
  • Tanggal pelaksanaan kontes : Dimulai tanggal 5 Juli 2011 dan berakhir tanggal 3 Oktober 2011
  • Juri : Google.co.id (bukan google.com)
  • Peserta yang boleh ikut : Terbuka untuk umum
  • Yang jadi pemenang : Siapa saja yang meraih posisi 20 teratas (bukan 10 teratas) di Google.co.id pada tanggal 3 Oktober 2011 jam 10 pagi untuk kata kunci yang ditargetkan.
  • Pengumuman pemenang : Tanggal 4 Oktober 2011 jam 10 pagi, diumumkan melalui blog JokoSusilo.com
Ketentuan Khusus – 3 hal yang harus dilakukan Peserta :
  1. Tulis artikel yang dilombakan
    Tuliskan ulasan serta rekomendasi anda mengenai produk Jadi Expert Tanpa Ribet (InstanX.com) dengan tujuan agar pembaca tertarik mengunjungi web instanx.com dan kemudian membelinya. Cantumkan nama "Joko Susilo", "InstanX.com" dan link menuju www.instanx.com dalam tulisan anda.
  2. Tulis / copy informasi kontes ini di web/blog anda.
    Tulis atau copy paste info tentang kontes ini di web/blog anda.
    Sebarkan informasi mengenai kontes ini di postingan tersendiri, bukan
    di artikel yang dikonteskan. Anda bisa copy paste pengumuman ini di
    blog anda dan berikan sedikit pengantar dari anda.
  3. Pasang Banner InstanX.com
    Pasang banner InstanX di web/blog anda selama kontes masih berlangsung sebagai tanda bahwa anda peserta kontes SEO. Anda bisa ambil banner instanX.com yang terpasang di akhir postingan ini. Soal link InstanX di postingan dan banner… jika anda bukan member InstanX.com, link harus ditulis TANPA kode affiliasi. Tapi jika anda adalah member InstanX.com, anda boleh cantumkan kode affiliasi dan mendapatkan komisi 50% dari penjualan.
Ketentuan Umum :
  • Kontes ini terbuka untuk para pemilik blog dan situs web di Indonesia.
  • Hanya pemilik website dan blog pribadi (gratis atau dengan domain sendiri) yang boleh ikut. Website forum, iklan baris dan website publik lainnya (dimana konten diisi oleh pengunjung) tidak diperbolehkan ikut serta.
  • Konten tidak boleh mengandung pornografi, isu SARA, hujatan, permusuhan, atau hal-hal yang tidak baik.
  • URL dilarang menggunakan domain 100% bertarget kata kunci. Hanya subdomain dan nama file yang boleh bertarget kata kunci.
  • Peserta dilarang menggunakan metode Black Hat untuk mencapai ranking tinggi SEO.
  • Dilarang mengcopy artikel peserta lain, atau keikutsertaannya akan digugurkan.
  • Anda boleh menulis sebanyak-banyaknya, di berbagai website anda, tapi saat penilaian di Google.co.id, yang diambil hanya satu hasil teratas saja untuk setiap domain.
  • Konten boleh diedit berulangkali untuk kepentingan SEO asal tidak mengubah esensi materi.
  • Bila nanti hasil yang muncul di Google.co.id adalah website JokoSusilo.com, InstanX.com atau website lainnya milik Joko Susilo, maka itu tidak masuk hitungan dan pemenangnya adalah yang berada di posisi berikutnya.
  • Bila nanti hasil yang muncul di Google.co.id adalah website publik (tidak diperbolehkan ikut), maka itu tidak masuk hitungan dan pemenangnya adalah yang berada di posisi berikutnya.
  • Bila ada perubahan atau ketentuan tambahan, akan diinformasikan melalui blog JokoSusilo.com. Karena itu kunjungi terus blog JokoSusilo.com.
  • Panitia berhak menyetujui/tidak keanggotaan peserta atau artikel tertentu berdasarkan peraturan yang ada.
Hadial kontes ini total adalah Rp 32 Juta Rupiah terdiri dari :
- Uang tunai bernilai total Rp 20 Juta (untuk 20 pemenang) dan
- Produk + membership bernilai total Rp 12,25 juta (untuk 20 pemenang).

Bagi Anda yang berminat langsung aja pasang blog Anda dengan pengumuman ini dan langsung ikut kontesnya. Ups.. halaman untuk penempatan pengumuman ini terpisah dengan halaman kontes loh ya.

Selamat mencoba.....
Siapa tahu Anda yang beruntung menjadi salah satu juaranya :)

Read More

Friday, July 8, 2011

KARYA SENI PELUKIS FENOMENAL

11:42 PM  Art, Artikel  No comments

Karya lukis Made Djirna, 2000,Judul : People in Village,Ukuran : 70 X 50 cm,Media : oil on canvas' diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/I%20Made%20Djirna%20%281957%29

Lukisan hasil karya Hanafi,Judul : Blue Abstract,Media : oil on canvass, Ukuran : 115 X 115 cm,
Tahun : 2009. Diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Hanafi
Perahu, karya Koempoel Soeyatno (1912-1987), diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Koempoel Sujatno (1912-1987)

Read More

LUKISAN NATURALIS KARYA HENDRA GUNAWAN

10:39 PM  Art, Artikel  No comments

Pasar Ikan di Pinggir Pantai, karya Hendra Gunawan, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Hendra%20Gunawan

Seorang Wanita Menggendong Ayam yang akan Di Jual Di Pasar, karya Hendra Gunawan, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Hendra%20Gunawan

Proses Jual Beli di Pasar Tradisional, lukis hasil karya Hendra Gunawan, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Hendra%20Gunawan

Tiga Gadis Bersantai Ria di Pantai, karya Hendra Gunawan, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Hendra%20Gunawan

Read More

Wednesday, July 6, 2011

LUKISAN NATURALIS DARI ERNEST DEZENTJE

11:49 PM  Art, Artikel  No comments

Lukisan Naturalis dari Ernest Dezentje (French/Javanese, 1884-1972),
  • Judul : Paddies Field and Mountain Landscape
  • Media yang digunakan : oil on canvass
  • Dimensi/ukuran : 82 X 135 cm
diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Ernest%20Dezentje%20%28French%2FJavanese

Lukisan Naturalis dari Ernest Dezentje (French/Javanese, 1884-1972),
  • Judul : Cloudy Paddies Field and Mountain Landscape
  • Media yang digunakan : oil on canvass
  • Dimensi/Ukuran : 60 X 90 cm, 101 X 131 X 5 cm (framed)
diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Ernest%20Dezentje%20%28French%2FJavanese

Read More

LUKISAN NATURALIS GAYA DONALD LESLIE

11:32 PM  Art, Artikel  No comments

Donald friend, lukisan Naturalis, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/donald%20leslie%20friend

Lukisan Naturalis dari Donald Leslie Friend, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/donald%20leslie%20friend

Read More

LUKISAN DARI VIETNAM

11:17 PM  Art  No comments

Dung - greetings, lukisan ini diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Dung%20vietnamese%20painter

Dung - The Three Sisters, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Dung%20vietnamese%20painter

Dung - vietnamese girl praying, diambil dari http://ilukmana.blogspot.com/search/label/Dung%20vietnamese%20painter

Read More

LUKISAN KARYA ARIE SMITH

10:27 PM  Art, Artikel  No comments

Arie Smit Coral Temple At Sanur, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Arie Smit Dreaming Of His Village, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Arie Smit Full Moon Ceremony, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Arie Smit Bali, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Arie Smit Cocconut, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Arie Smit Galungan Holiday, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Arie Smit Shrines Beneath The Banyan, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Temple Gate 2, Arie Smith, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Bali Landscape, karya Arie smith, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Temple Gate, karya Arie smith, diambil dari http://ilukmana.blogspot.c

Read More

DEWI RETNA KESIMPAR

10:19 PM  Art, Artikel  No comments

Dewi Banowati, diambil dari http://wayangprabu.com/2011/05/06/retna-kasimpar/#more-8278
Dewi Retna Kasimpar adalah putri Prabu Jayaindra, raja negara Tasikmadu dengan permaisuri Dewi Retnawati. Ia mempunyai saudara lain ibu bernama Dewi Retnajuwita, putri prabu Jayaindra dengan Dewi Ceklatoma.
Dewi Retna Kasimpar merupakan satu-satunya wanita di dunia yang memiliki gajah putih dan sekaligus menjadi pawangnya. Gajah putih berpawang wanita/putri ini pernah menjadi persyaratan Dewi Banowati, putri ketiga Prabu Salya dengan Dewi Pujawati/Setyawati dari negara Mandaraka, untuk dapat menerima pinangan Prabu Duryudana, raja negara Astina. Arjuna yang dimintai bantuan oleh keluarga kurawa, berhasil mendapatkan Dewi Retna Kasimpar dan gajah putihnya, setelah lebih dulu mengalahkan Prabu Kurandageni, raja negara Tirtakandasan yang ingin memperistri Dewi Retna Kasimpar.
Dewi Retna Kasimpar kemudian menjadi isteri Arjuna. Dari perkawinan tersebut ia tidak mempunyai putra.
Artikel diambil dari http://wayangprabu.com/2011/05/06/retna-kasimpar/#more-8278.

Read More

CERITA LAIN DARI RAMA PARASU

10:01 PM  Artikel  No comments

Arjuna Sasrabahu, diambil dari http://wayangprabu.com/2011/06/08/nalika-sang-rama-parasu-kapanggih-kang-sindedya/#more-8965

Rama Bargawa, diambil dari http://wayangprabu.com/2011/06/08/nalika-sang-rama-parasu-kapanggih-kang-sindedya/#more-8965

Nalika Sang Rama Parasu Kapanggih Kang Sinedya

Saka ing pawarta kang binandhung ing karna, akeh pawongan kang nyebutake kalamun Sang Harjuna Sasrabahu jengkar saka praja, ngrabasa prang marang Negara Alengka Diraja amung katindakake pribadi. Saweneh pawarta nyebutake lamun Sang Prabu tedhak cangkrama ngupadi ing ngendi dununging putri kang kena kinarya liru wujuding Dewi Citrawati kang wus surut ing kasidan jati.
Dene para pandita kang tinakonan dening Sang Ramaparasu nanjihake, menawa Sang Prabu wus tan kersa andedawa nyecep memanising jagat, mula Sang Prabu mahas ing asamun madeg pandhita. Nanging tumraping Para Pujangga lan Para Satriya, ora saruju marang pinemu kang mangkana. Pinemune, Sang Prabu tindak ngupadi ing ngendi papan dununge kembang jagad kang kena kinarya liru wujuding Gusti Ratu Citrawati.
Karana pawarta kang kaprungu tan ana kang gumathok, mula pepuntoning tekad, Sang Rama Parasu nedya ngupadi dhewe ing ngendi papan lan paran dununge Prabu Harjuna Sasrabahu. Sakupenging negara kang wewatesan marang Negara Maespati wus kemput kinubengan. Nanging tan kapanggih apa kang sinedya. Wusanane Sang Ramaparasu nyabrang wana gung nedya kundur mring pertapane ingkang rama, nedya ngangin-angin pawartane ing ngendi sayekti Prabu Harjuna Sasrabahu dedunung. Lamun wus pinasthi ing mengko, Rama Parasu bakal anyusul marang paran kang gumathok.
Nanging ing tengahing marga, sedyane kang sakawit nulya kajabel. Jroning driya ana rasa panulak, lamun kondura marang pertapan, ing kana malah saya kandel wewayangan peteng kang nglelimput. Wewayangan sedaning kanjeng ramanira, crita dhuhkita kang matumpa-tumpa tumiba marang kang ibu lan para kadange, bakal bali lumayang ing telenging pangangen-angen. Meksa Sang Rama Parasu jumangkah separan-paran amung ngetutake tindaking suku lan kedheping netrane.
Mangkana wus ndungkap tri ari nggenira Sang Rama Parasu jumangkah anginjeng tanpa sotya, greget osiking pikir nutuh jroning pangangen-angen.
“Salawase ingsun durung nate wruh citra wewujudane Prabu Harjuna Sasrabahu. Kepriye anggonku ngawruhi sapa kang aran Prabu Harjuna Sasrabahu? Apamaneh Sang Prabu Harjuna Sasra anggone tindak jengkar saka praja kanthi tindak sesingidan. Kuwi padha kalawan tindak kang ora kersa kawuningan dening sak sapaa …..”
Dangu Sang Rama Bargawa tan ana mosik, kang ana jroning cipta amung angesthi marang paran dununge pawongan kang sinedya. Jenggirat nyat Sang Rama Parasu tumuju marang puntoning pamikir.
“Ya ! ing kene papan dununge! Menawa Sang Prabu Harjuna Sasrabahu tetela panjalmaning Bathara Wisnu. Mesthine tan bakal bucik kulite menawa kataman wadung lan panahku Bargawastra!
Saka pamikir kang wus gumathok, sigra cinandhak sinandhangan panah lan wadung kang duk nalika samana wus mbrastha para satriya kang cacahe bebasan tanpa wilangan. Sapa ngerti lamun ana sawijining satriya kang kuwawa nadhahi kemandene panah lan wadung kang tetela wus gubras ludira saka pangamuke duk nalilka samana. Kacarita, ingambalan Sang Rama Bargawa ngamuk punggung. Dwidasa, tegese rongpuluh cacahing satriya kang tumekaning tiwas jroning catur ari.
Kocap, nalika samana nuju Sang Rama Bargawa sumendhe ing kekayon saka lungkrahing sarira, keprungu ana kumreseking pang gapuk kang kapidak, karya kagyating tyas Sang Rama Parasu. Gya menyat saka palungguhan, mrepegi ing ngendi papan pawongan kang kumawani akarya osik .
Saksana Sang Bargawa ngematake sakupenge, tan sisip paningale Sang Bargawa lamun ana satriya kang dumunung ing sakupenge katitik ana pang kang kaprapal dening warastra lan ana tabet jangkahing manungsa.
Sangsaya katarik jangkahira tumuju marang tabeting jejangkah, sanalika katon ana satriya kang menthang gendewa. Titi patitis olahing warastra satriya kang katon, tan ana sawiji kang karya rangu, menawa satriya kuwi dudu darajate wong aceplik. Sakala Rama Bargawa ngadhang dedalan kanthi ulat kang wengis.
Kagyat gora wekasan raja sinatriya kang tetela iku Prabu Harjuna Sasrabahu. Sang Prabu kang jengkar saka praja wus andungkap sawatara candra tanpa ana kang sinedya. Gempung lan puteking nala tan prabeda kaya dene kang sinandhang dening Sang Rama Parasu.
Nyata Sang Harjuna Sasrabahu tan prabeda sedyane kalawan Sang Rama Parasu, kang nedya angulati ing ngendi papan dununge pawongan kang dadi panuksmaning Bathara Wisnu. Sang Prabu uga wus ana puntoning galih, lamun ing ngendi ana pawongan kang keduga nadhahi Senjata Cakra, ya kuwi pawongan kang dadi titising jati Bathara Wisnu.
Jalma kang darbe tunggal karep, saksana wus ayun ayunan!
####
Kacarita, mesem jroning wardaya Prabu Harjuna Sasrabahu natkala ingadhang dening pawongan kang pangawak sarwa sembada. Jroning driya tan samar lamun wus kapanggya kang sinedya.
“Heh sapa sira kang wani ngadhang lakuku?!” mangkana amuwus Sang Prabu “Iblis, menungsa apa wewujudaning Dewa?”
Sang Rama Parasu tan bangkit anjejawab, amung eseming lathi saka bungahing nala. Sakala kekarone padha dene angulati sarwa mesem.
“Mesthine sira wujuding jalma manungsa, katitik sira ora ilang kenedhepake!” wusana Rama Parasu angunandika.
“Mesthine sira uga sabangsaning manungsa, katitik ana wewayanganmu kang cumithak ing bantala!” Sang Prabu muwus tan kena ingasorake.
“ Bagus! Nyata lamun kita darbe pamawas kang ora geseh!”
“Ora luput pamuwusmu!”
“Yoh, kita rerembugan kaya dene patraping satriya, aja kaya patrape brahmana kang andum wewarah. Tumuli sajarwaa, sapa sejatine jeneng sira?” mangkana sereng sora amuwus Rama Bargawa.
“Sapa jenengmu heh jalma wanan!? Kalamun tak umpamane ingsun iki pawongan kang mardhika, iki papan dunungku. Mula sira kang luwih dhisik sajarwa sapa aranmu, kaya kalumrah patrape tetamu teka ing papan panggonanku!” Mangkana Prabu Harjuna Sasrabahu lumuh ingasorake.
“Iya, yen kowe lumuh ingasorake, mara tilingana. Asalku saka pertapan satengahing wana gung. Ingsun putra Resi Jamadagni kang wuragil. Jenengku Rama Parasu. Apa sira durung nate wanuh marang kang awujud Rama Parasu ya Rama Bargawa?”
Sakala kagyat Prabu Harjuna Sasrabahu. Tan ana pangira sawiji wiji dene samangke wus ayun-ayunan kalawan kang aran Rama Parasu. Pawongan kang wus kentar tandange wiwit saka mangsa kalane isih timur. Nalika maksih dadi pangeran pati. Sakala sigra Prabu Harjuna Sasrabahu lilih patrape, gya ingacaran lungguh Sang Rama Bargawa ing oyoting kekayon. Mangkana pangandikane aris.
“Ooh . . . apuranen jeneng ingsun! Tan ana ngira dene jengandika Sang Satriya Pinandhita kang wus kawentar ing jagat. Nama jengandika wus kasusra dadi sawijining dedongengan kang tuhu anggegirisi, keprungu wiwit saka mangsakala aku isih awujud bocah. Ora ngira lamun Dewa kepareng darbe kersa nepungake lawan jengandika Sang Rama Bargawa kang kasusra ing salumahing bhumi sakureping langit!”
“Yen saiki wus ngerti sapa sejatine aku, saiki sajarwaa sapa sejatine sira iku?” Maksih kanti ati kang kabranang, mangkana pangandikane Rama Bargawa.
“Jengandika bakal kuciwa lamun mengerteni sapa sejatine ingsun. Aku Harjuna Sasrabahu tilas raja ing Maespati”
Sakala geter Sang Rama Bargawa. Bungahing nala kaya dene kebrugan wukir sari. Jroning cipta kaya alunjak-lunjak dene wus kapanggih kang den upadi. Nanging meksa maksih ana sesa cubriya, iya yen iki bener kang ingaran Prabu Harjuna Sasrabahu. Sakala kabranang sarwa amuwus, Rama Bargawa.
“Heh pawongan kang ngaku Prabu Harjuna Sasrabahu raja kang gung binathara. Raja kang wus kasusra dadi panjalmaning Bathara Wisnu. Aja sira nindakake pakarti cidra. Aku lumuh lamun ingapusan, sanajan ta dening anaking dewa Yama aku ora rila!!”.
“Aku sajarwa apa anane. Lamun andika nate midhanget ceciri ing saranduning awakku, mesthi aku kadunungan. Lamun andika sumurup marang apa kang dadi piyandel kang awujud senjata Cakra, aku bakal anudhuhake. Ingsun uga lebda angudhar carita sakabehing bab kang ana gegayutane marang prajaku, kawulaku, garwa prameswariku uga pepatihku kang sudibya ing pupuh. Nanging ana bab kang ora sarju marang pangandikane jengandika. Dene jengandika anyebut menawa ingsun kasebut panjalmaning Bathara Wisnu!?”
“Ingsun nate krungu pawarta, manawa sira nate ngrabasa prang lumurug lumawan Raja ing Alengka, Prabu Rahwana Raja. Mara critanana supaya ingsun percaya marang sejatine sira kang ngaku Prabu Harjuna Sasrabahu!”.
“Yoh Sang Satriya Pinandhita, aku bakal minangkani pamundhutmu supaya lega lan percaya marang jati dhiri jenengingsun”
Ramaparasu saksana tumungkul ngreka pitakonan kang bakal katujokake marang satriya ing ngarsanira. Mangkana pangandikane sawusnya tidhem sawetara.
“Sapa pepatih ing negara Maespati, lan turun sapa?”
“Patihku aran Bambang Sumantri ya Patih Swanda. Dene kang ramane aran Resi Swandagni” cukat Prabu Harjuna Sasrabahu jejawab kanthi esem kang kumambang ing lathi. Nuli Prabu Harjuna Sasrabahu anerusake.
“Resi Suwandagni kagungan putra loro cacahe. Kang waruju aran Sumantri dene kang wuragil aran Sukrasana. Wewujudan sakarone kaya dene bumi lan langit sakumpamane. Sumantri darbe wewujudan pekik kang warna sarwa sembada. Prawira sekti mandraguna lan darbe senjata dibya kang ingaran Cakrabaswara. Nanging rayine kang aran Sukrasana, wewujudane cebol kepati kang wujud praupane kaya dene raseksa. Nanging Sukrasana sinung ati kang banget mulya.
Miyak kang padha mara seba kang ingaran Bambang Sumatri nalika samana nuju ingsun nggelar parepatan. Lekase Sumantri arsa suwita marang jenengingsun. Patrape repepeh-repepeh lampah dhadhap anorraga kaya sata matarangan bocah mudha kang abebusana sarwa prasaja kuwi. Ewa samana, prasaja busananing sang apekik, malah saya angetingalake bregasing sarira. Senajanta ingsun durung wanuh lan durung andangu kang nembe prapta, nanging jroning driya, ingsun wus krasa matrenyuh kaduk tresna. Mula sigra gupuh ingacaran praptane nonoman bagus jatmika kang satindak tanduke datan angilangi ing tata susila. Marak sebane Bambang Sumantri, bebasan kaya adoh ingawe, senajanta wus kepara cerak kaya anggung rinaketake.
Mesem jroning atiku saka mulat citrane kang nembe prapta kang tetela sumunar anglais tejane. Kanthi ririh ingsun tetanya marang bocah mudha kuwi “Heh bocah bagus kang nembe prapta. Aja sira nganggep ingsun tumambuh, awit katemben iki ingsun nyumurupi ing sira. Saka ngendi sira lan apa mungguh wigatine dene kumawani marak seba ana ing ngarsaku”
“Sinuwun, kula wingking saking pertapan Jatisarana, atmaja Sang Resi Swandagni, nami kula Bambang Sumantri. Sewu lepat dene kula kumawantun sumalonong sowan ing ngarsanipun ingkang sinuwun. Mugi wontena suka lilaning panggalih ,waleh-waleh menapa, sotaning manah kula badhe suwita, ngenger-ngiyup ing ngandhaping pepada paduka sinuwun. Senajanta kadadosna pekathik pangariting suket-pangeroking kudha, sukur bage lamun kula katampi dados tamtamaning praja”. Sarwi tumungkul amarikelu, Bambang Sumantri umatur patitis jangkep trapsilane.
“Sumantri, purwa madya wasana wus mboya karempit aturira. Nanging kawruhana, para pamagangan kuwi kudu kawuningan luwih dhisik dening patih wasesaning praja yaiku Patih Surata. Borong kawicaksanan tak pasrahake marang sira, Patih Surata”. Tumuli ingsun paring aba marang Patih Surata, pepatih kang wus kepara yuswa, supaya murba marang Bambang Smantri,
Sepi samun nalika tilas Nata ing Maespati, Prabu Harjuna Sasrabahu, kandheg nggenya medhar carita. Nanging sawusnya sawatara maspadhaake marang ulate Sang Rama Parasu, Prabu Harjuna Sasra tumuli tetanya marang Satriya Pinandhita kang maksih anjenggereng ing ayunan.
“Sang Rama Parasu, apa jengandika maksih kersa utawa nora bosen midhangetake critaku kang dawa iki?” Sang Prabu Harjuna Sasrabahu tetanya marang Rama Parasu.
“Tumuli bacutana, ora-orane aku bosen ngrungoke critamu kang gawe sengseming atiku.”. Anjejawab saruju Rama Parasu.
“Sekethi jumurung dene jengandika nora kabotan. Mengkene bacuting critaku”.
Nuli crita kabacutake. Nalika samana Patih Surata maringi katrangan bab repoting Praja Maespati marang Bambang Sumantri.
“Ngger Bambang Sumantri, Awit saka keparenge gusti ratumu Prabu Harjunasasra. Aku kang tinanggenah ngrampungi perkara. Ala lamun mbalekake wong kang arsa suwita ing ratu lan tulus lahir batin duwe karep utama angayahi pakaryaning praja. Sumantri, wajibe kang arsa suwita ing ratu, sira datan kena minggrang-minggring nggonira angayahi wajib nyangkul jejibahan, sira kudu manut setya tuhu miturut sapakon. Sira aja angresula menawa kajibah ing pakaryan kang abot, sabab pangresula kuwi surasane amung lumuh ingaran luput. Sira uga aja tumindak cilik anduwa, gedhene andhaga marang titahing nalendra. Lamun sira tumindak kang mangkana, bakal gedhe pidananing ratu tumrap marang sira” Sareh Patih Surata amijangake.
“Nuwun inggih gusti Patih. Sedaya atur paduka Gusti Patih, samendhang mboten wonten ingkang karempit. Sampun kula tampi jangkep lan sedaya pangandika Paduka Gusti Patih kula pundhi”
“Mangertiya Sumantri, ora sethithik cacahing nomnoman kang wus nembung nyuwun suwita ing raja. Nanging Ingkang Sinuwun durung ana wanci kanggo nampa kabeh suwitane, amarga ing dina kiwari iki, Praja Maespati kaya dene ketaman grahana surya. Petenging penggalih Prabu Harjuna Sasrabahu ora gampang dipadhangake, senajana ta dening Dewa angejawantah bebasane”.
“Menapa Paduka Gusti Patih suka paring katrangan menapa ingkang dados sungkawaning penggalih. Sandeyaning manah kawula, menawi saged katampi pangengeran kula, keparenga kula ambiyantu caos pepadhang, angentheng-enthengi bot repot ingkang kasandhang dening Gusti Prabu Harjuna Sasrabahu”. Mangkana Bambang Sumantri sumambung atur.
“Sumantri, kalamun sira mengko ditampik, sira aja ngresula, nanging umpama ditampa, sira aja kaladuk gambira. Sabab purba ana ing tanganku nanging wasesa dumunung ing astane Sang Prabu Harjunasasra. Surya kang ketaman grahana ing Maespati bakal bali sumilak padhang, yenta ana sawijining pawongan kang sembada ngilangake tri prakara kang kasandhang ing Negara Maespati. Kawruhana angger Sumantri, dina iki keh para kawula ing Maespati lagya nandang kasangsayan. Sabab lemah sawah lan pategalan tan ana kang bisa tinanduran. Lemah kang samau loh, saiki dadi cengkar, nela. Sabanjure dadi papan pandhelikane ama lan kewan gegremetan kang mawa wisa. Tanem tuwuh tetanduran gogrog tumuli pusa. Senanjanta tlaga kang samau tirtane megung, ing wektu saiki sasat asat, tan ana sesa senanjanta amung sajembaring godhong waru. Kaping pindhone, wasitaning Jawata kang dumeling ing talingane gustimu Sri Harjuna Sasrabahu, negara bakal pulih kaya wingi uni, lamun Gustimu Prabu wus keduga amboyongi Putri ing Magada, Dewi Citrawati” sawetara Patih Surata pedhot aturira sarwi anyawang ulate Bambang Sumantri. Kang ingulatan hamung tumungkul amarikelu, yayah konjem ing bantala wadanane.
“Nanging uga sira mesthi sumurup, ing dina saiki Negara Magada wus kinepung dening raja sewu negara, kang darbe karep kang padha, yakuwi ngayunake Sang Raja Putri”.
Patih Surata mungkasi wewarah marang Bambang Sumantri. Katon Patih Surata unjal kang huswa sarwa anyawang guwayane Bambang Sumantri. Kang kasawang tanggap ing sasmita kalamun wus paripurna pangandikane Sang Apatih.
Saksana Bambang Sumantri matur kanthi patrap kang kaladuk cumanthaka, “Nuwun Gusti Patih lan Sinuwun Prabu Harjuna Sasrabahu, kalilanana kula sumalonong mboten pinarentah anyagahi angentas perkawis ingkang sampun Gusti Patih angandika-aken. Ingkang sepisan, keng abdi suka pambiyantu bab bot repoting kawula negari Maespati. Kaping kalih kula sagah ngwangsulaken para nalendra ingkang sampun tunggal kersa ngalap dewi Citrawati, angepung Nagari Magada. Kaping tiga kula angajap, sageda waluya katemahan jati, pepeteng ingkang ngalimput nagari Maespati, menawi kula saged mboyong sekaring kedhaton negari Magada, ingaturan dhumateng jengandika gusti kula Prabu Harjuna Sasrabahu. Andungkap titi wanci menika, keparenga ingkang abdi jumangkah nuju ing Nagari Magada. Nrenggalangi mengsah, amunah kasektenipun para nalendra sewu nagari. Perkawis menika sampun ta kagalih awrat. Keparenga Gusti Prabu lerem wontening praja kewala. Mboten sisah Paduka jengkar saking praja ngrabasa prang nrenggalangi para nalendra sewu negari. Inggih ta lamun mangke paduka saged unggul ing ngayuda”.
Cuwa rasaku, tyasku kebranang kaya dene kinilanan pranajaku. Ana swara kaya dene geguntur jumlegur ing akasa kapireng saka pungkasaning ature Bambang Sumantri kang kaduk wani kurang duga prayoga. Ingsun gya menyat saka dhampar, lon lonan ingsun jumangkah ngungkurake Bambang Sumantri. Sarwi sugal pangandikaku marang Patih Surata anyemoni tingkah pakartine Sumantri kang kasurung rasa kamudhan kang kebak ing piyangkuh;
Dongeng punika, kapethik mentah saking Bahasa Indonesia, kaolah mawi bumbu sarwa Jawi, saking kitab Ramayana, anggitanipun Herman Pratikto. Nuwun sewu Ki Narta, bumbu Jawi panjenengan kathah ingkang kula angge panyedhep raos)
(Artikel asli di atas dalam bentuk bahasa Jawa, artikel diambil dari http://wayangprabu.com/2011/06/08/nalika-sang-rama-parasu-kapanggih-kang-sindedya/#more-8965).

Read More

Monday, July 4, 2011

Batik Abstrak Rintik

9:06 PM  Batik, Model Baju Batik  No comments


Material: Sutera Chiffon (Baju) + Jacquard (Kain)
Price : RM210



Read More
Newer Posts Older Posts Home
  • Popular
  • Tags
  • Blog Archives

Popular Posts

  • Batik - Flora Motif
  • Motif Batik
  • KLASIFIKASI KARYA SENI RUPA
  • KARYA SENI RUPA TERAPAN
  • Batik - Fauna Motif

Labels

  • Android
  • Aplikasi
  • Art
  • Artikel
  • Batik
  • Culture
  • health and lifestyle
  • Model Baju Batik
  • Motif Batik
  • Types and Variations of Batik
  • Wayang

Blog Archive

  • ►  2014 (5)
    • ►  December (5)
  • ►  2012 (18)
    • ►  July (1)
    • ►  June (13)
    • ►  March (4)
  • ▼  2011 (70)
    • ►  August (7)
    • ▼  July (11)
      • Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet
      • Kontes SEO Joko Susilo Berhadiah Total Rp 32 Juta
      • KARYA SENI PELUKIS FENOMENAL
      • LUKISAN NATURALIS KARYA HENDRA GUNAWAN
      • LUKISAN NATURALIS DARI ERNEST DEZENTJE
      • LUKISAN NATURALIS GAYA DONALD LESLIE
      • LUKISAN DARI VIETNAM
      • LUKISAN KARYA ARIE SMITH
      • DEWI RETNA KESIMPAR
      • CERITA LAIN DARI RAMA PARASU
      • Batik Abstrak Rintik
    • ►  June (16)
    • ►  May (18)
    • ►  April (5)
    • ►  March (12)
    • ►  January (1)
  • ►  2010 (13)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (3)

Categories

  • Android
  • Aplikasi
  • Art
  • Artikel
  • Batik
  • Culture
  • health and lifestyle
  • Model Baju Batik
  • Motif Batik
  • Types and Variations of Batik
  • Wayang

 
  • Blogger news

  • Blogroll

  • About

Copyright © Art Batik Indonesia | Powered by Blogger
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Themes
IMAP Email hosting