INILAHCOM, Bandung - Empat tahun sudah angklung ditetapkan sebagai intangible cultural heritage of humanity oleh UNESCO. Memperingati pengakuan itu, Saung Angklung Udjo (SAU) mengadakan hajatan besar.
Kali ini, SAU menggandeng Batik Komar. Mereka menggelar lomba desain batik angklung. Kedua warisan dunia itu nantinya melebur menjadi satu karya harmonis.
Corporate Secretary SAU Ria Sawitri menyebutkan, gelaran lomba itu dikarenakan batik dan angklung kini mendapat pengakuan dunia. Seperti diketahui, dua warisan budaya Indonesia dikukuhkan UNESCO pada 2009 untuk batik dan 2010 untuk angklung.
"Sejak awal pemberitahuan kepada publik, hingga kini terdapat 113 karya desain angklung batik. Itu berasal dari berbagai daerah, bukan cuma berasal dari Jabar saja," kata mojang yang akrab disapa Awit ini.
Dari sekian banyak karya desain tersebut, Awit menjelaskan dewan juri akan melakukan penilaian. Dari 113 karya itu nanti akan diseleksi menjadi 20 karya. Setelah itu, karya itu 'diperas' lagi menjadi 10 karya finalis. Akhirnya, akan ada juara 1, 2, 3, dan satu karya favorit.
Untuk sepuluh karya finalis itu sejak 11-16 November dipamerkan di SAU. Puncaknya, kata dia, pada Minggu (16/11) mendatang para finalis akan diundang untuk menghadiri seremoni 4th Angklung with Pride di SAU. Pada hari itu, pada pukul 15.30 WIB SAU menggelar special show terkait perjalanan angklung dari masa ke masa.
"Untuk juara favorit, kita akan menggunakan media sosial. Kesepuluh karya itu akan diunggah ke facebook. Untuk karya desain yang mengantongi 'like' paling banyak itu akan menjadi juara favorit," ucap Awit yang juga Duta Batik Jabar 2010 itu.
Dewan juri yang menilai desain itu terdiri dari sejumlah pihak yang berkompeten. Diantaranya, Komarudin Kudiya sebagai praktisi dan pemilik Batik Komar, Yanyan Sunarya dari akademisi peraih doktor batik Sunda, Ketua Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) Sendy Ramania Yusuf, dan Direktur SAU Taufik Hidayat Udjo.
Selanjutnya, dia menuturkan karya juara perlombaan yang akan meramaikan khasanah batik Jawa Barat itu akan menjadi desain unik batik seragam SAU.
Sementara itu, Sendy Ramania Yusuf menyebutkan dalam lomba desain batik itu tidak lepas dari filosofi. Artinya, sebuah desain kain batik itu bukan sekadar coretan gambar belaka.
"Batik ini merupakan warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Ide untuk membuat desain batik angklung ini sepatutnya diapresiasi. Dan kita menyambut baik. Nantinya, desain yang menang itu pastinya memiliki nilai filosofis dan ikonik," jelas Sendy yang saat itu mengenakan dress bermotif batik mega mendung.
Menurutnya, khasanah batik di Jawa Barat ini suatu hal yang diakuinya cantik. Motif dan warna yang dalam kain batik tatar Pasundan sesuai dengan tipikal orang Sunda yang centil. (ing)
Kali ini, SAU menggandeng Batik Komar. Mereka menggelar lomba desain batik angklung. Kedua warisan dunia itu nantinya melebur menjadi satu karya harmonis.
Corporate Secretary SAU Ria Sawitri menyebutkan, gelaran lomba itu dikarenakan batik dan angklung kini mendapat pengakuan dunia. Seperti diketahui, dua warisan budaya Indonesia dikukuhkan UNESCO pada 2009 untuk batik dan 2010 untuk angklung.
"Sejak awal pemberitahuan kepada publik, hingga kini terdapat 113 karya desain angklung batik. Itu berasal dari berbagai daerah, bukan cuma berasal dari Jabar saja," kata mojang yang akrab disapa Awit ini.
Dari sekian banyak karya desain tersebut, Awit menjelaskan dewan juri akan melakukan penilaian. Dari 113 karya itu nanti akan diseleksi menjadi 20 karya. Setelah itu, karya itu 'diperas' lagi menjadi 10 karya finalis. Akhirnya, akan ada juara 1, 2, 3, dan satu karya favorit.
Untuk sepuluh karya finalis itu sejak 11-16 November dipamerkan di SAU. Puncaknya, kata dia, pada Minggu (16/11) mendatang para finalis akan diundang untuk menghadiri seremoni 4th Angklung with Pride di SAU. Pada hari itu, pada pukul 15.30 WIB SAU menggelar special show terkait perjalanan angklung dari masa ke masa.
"Untuk juara favorit, kita akan menggunakan media sosial. Kesepuluh karya itu akan diunggah ke facebook. Untuk karya desain yang mengantongi 'like' paling banyak itu akan menjadi juara favorit," ucap Awit yang juga Duta Batik Jabar 2010 itu.
Dewan juri yang menilai desain itu terdiri dari sejumlah pihak yang berkompeten. Diantaranya, Komarudin Kudiya sebagai praktisi dan pemilik Batik Komar, Yanyan Sunarya dari akademisi peraih doktor batik Sunda, Ketua Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) Sendy Ramania Yusuf, dan Direktur SAU Taufik Hidayat Udjo.
Selanjutnya, dia menuturkan karya juara perlombaan yang akan meramaikan khasanah batik Jawa Barat itu akan menjadi desain unik batik seragam SAU.
Sementara itu, Sendy Ramania Yusuf menyebutkan dalam lomba desain batik itu tidak lepas dari filosofi. Artinya, sebuah desain kain batik itu bukan sekadar coretan gambar belaka.
"Batik ini merupakan warisan budaya yang harus terus dilestarikan. Ide untuk membuat desain batik angklung ini sepatutnya diapresiasi. Dan kita menyambut baik. Nantinya, desain yang menang itu pastinya memiliki nilai filosofis dan ikonik," jelas Sendy yang saat itu mengenakan dress bermotif batik mega mendung.
Menurutnya, khasanah batik di Jawa Barat ini suatu hal yang diakuinya cantik. Motif dan warna yang dalam kain batik tatar Pasundan sesuai dengan tipikal orang Sunda yang centil. (ing)
0 komentar:
Post a Comment